Rabu, 30 Desember 2015

MAKNA SEORANG TEMAN, KAWAN & SAHABAT

Kata teman, kawan ataupun kenalan, tidak terlalu melibatkan rasa secara emosional terhadap setiap orang yang ada di dalamnya. Misalnya, dia adalah teman satu angkatan saat sekolah. Dulu waktu bersekolah mungkin hanya sebatas saling tau wajah masing-masing kalau sama-sama menjdai murid di sekolah yang sama. Teman ada disekitarmu, teman nongkrong, teman lari dari kenyataan.
Sementara Makna kawan, kalau menurut saya agak lebih dekat hubungannya daripada makna teman. Dua orang yang berkawan setidaknya pernah melakukan kegiatan senang dan sedih bersama, tapi saat dia menghilang, rasa sedih yang ditimbulkan tidak sebesar kehilangan seorang sahabat.
Sedangkan kata ‘kenalan’ biasanya disematkan pada sebuah hubungan yang terbina dimulai melalui perantara, bisa kegiatan sosial ataupun pekerjaan.
Teman, kawan ataupun kenalan akan bisa bermetamorfosa menjadi sahabat. Sahabat itu muncul dari sekian banyak teman, kawan atau kenalan yang dipunyai. Atau justru orang baru yang menyapa hatimu dalam salah satu tahapan perjalanan hidupmu.
Sahabat yang dimiliki seseorang jumlahnya bisa dihitung. Ia muncul dan terlihat setelah melalui suka duka bahkan mungkin pertengkaran hebat. Tapi hubungan yang sudah terbina itu tak putus oleh hal tersebut.
Sahabat adalah bentuk tertinggi sebuah hubungan pertemanan.
Apa makna atau arti sebuah persahabatan?
Persahabatan itu termasuk harta yang tak ternilai. Harta bisa saja habis karena perputaran nasib, tapi hubungan persahabatan itu tetap ada.
Sahabat itu bukan seseorang yang selalu hadir dimanapun kau berada. Sahabat itu adalah seseorang yang tau menempatkan dirinya. Ia selalu menyediakan telinganya untuk mendengar semua keluh kesahmu, merelakan pundaknya sebagai sandaran saat kau tergugu dalam isak tangis. Dan ia adalah orang pertama yang ikut merasakan kebahagian saat melihat ataupun mendengar kebahagianmu. Walau kadang kau lupa berbagi kebahagian dengannya.
Sahabat itu bukan berarti ikut campur menyelesaikan semua masalahmu. Tetapi dia memberikan mu ruang yang cukup untuk kau bisa memikirkan solusi dari masalah tersebut. Dan merespon dengan jujur dan objektif setiap dimintain pendapat. Ia juga orang yang tak mau melihat mu kecewa, makanya ia selalu mengingatkan saat kau melangkah ke arah yang salah. Mensupport mu saat kau ditinggalkan lingkungan mu, mema’afkan mu saat kau pernah tanpa sadar membuatnya tersakiti.
Sahabat yang baik itu bukan berarti kau harus tau semuanya tentang dia dari A sampai Z, tapi kau bisa dengan sangat yakin mengatakan, ‘Sahabatku tak mungkin melakukan itu. Jikapun dia sampai melakukannya, pasti ada hal kuat yang mendasarinya’, jika ada orang lain yang coba menghasut.
Persahabatan itu bukan berarti tanpa perbedaan.
Ia tentang bisa saling menghargai, bukan saling memanfaatkan. Persahabatan itu juga bukan tentang memahami dan mengerti, karena seorang sahabat tetap bisa menerima hal yang tidak mungkin dimengerti atau dipahami oleh orang lain.

Rabu, 09 Desember 2015

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

BAB I
PENDAHULUAN
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur, sosial atau kehidupanya. Dalam keadaan desa yang “sebenarnya”, desa masih dianggap sebagai standard an pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian), semula orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan sia-sia. Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat ini, yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.  

BAB II
ISI
1.      MASYARAKAT
A.  PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
B.  SYARAT-SYARAT MENJADI MASYARAKAT
·         Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
·         Merupakan satu kesatuan.
·         Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
2.      MASYARAKAT PERKOTAAN
A.  PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampong berdasarkan ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan atau status hukum.
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota adalah batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community,Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta cirri-ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
B.  CIRI-CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
·         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·         Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain.
·         Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·         Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
·         Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
·         Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru.
C.  UNSUR MASYARAKAT PERKOTAAN SERTA ASPEK NEGATIF DAN POSITIF MASYARAKAT PERKOTAAN
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seharusnya mengandung lima unsur yang meliputi:
·         Wisma
Unsur ini diperlukan untuk tempat berlindung dari alam sekeliling dan tempat berinteraksi dengan kehidupan social.
·         Karya
Dalam hal ini adalah penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
·         Marga
Dalam hal ini penyediaan fasum dan fasos bagi masyarakat.
·         Suka
Penyediaan fasilitas hiburan dan rekreasi, kesenian dan kebuyaan bagi masyarakat perkotaan.
·         Penyempurnaan
Unsur ini adalah penyediaan fasilitas kesehatan, pekuburan, pendidikan, dsb.
Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan:
·         Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
·         Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
·         Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
·         Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.
D.  FUNGSI EXTERNAL KOTA
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.
3.      MASYARAKAT PEDESAAN
A.  PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
B.  CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
·         Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
·         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
·         Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya.
C.  MACAM PEKERJAAN GOTONG ROYONG
·         Membersihkan lingkungan bersama.
·         Sistem ronda untuk menjaga lingkungan.
·         Saling membantu sesama warga.
·         Bahu membahu dalam membangun desa.
D.  SIFAT DAN HAKIKAT MASYARAKAT DESA
Seperti di kemukakan para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan denga mata pencarian yang bersifat agraris.
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya di pandang antara sepintas kilas di nilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai.
Tapi sebetulnnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies di istilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala social yang sering di istilahkan:
·         konflik (pertengkaran)
·         Kontraversi (pertentangan)
·         Kompetisi(persiapan)
E.  SISTEM BUDAYA PETANI INDONESIA
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan bermuara pada dua latar belakangbudaya, budaya petani (bertani, berternak dan menangkap ikan sebagai nelayan) dan budayapedagang. Indonesia, secara sadar mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu pula yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana.
F.   UNSUR-UNSUR DESA
G. FUNGSI DESA
·         Fungsi desa dalam hubungannya dengan kota
·         Sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja
·         Dan segi kegiatan, kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan.
4.      PERBEDAAN ANTARA DESA DAN KOTA
·         Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
·         Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
·         Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
·         Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
·         Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
·         Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
·         Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
5.      HUBUNGAN ANTARA DESA DAN KOTA
·         Masyarakat tersebut bukanlah dua komunitas yg berbeda.
·         Bersifat ketergantungan.
·         Kota tergantung desa dlm memenuhi kebutuhan bahan pangan.
·         Desa jg merupakan tenaga kasar pd jenis pekerjaan tertentu.
·         Sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan.
·         Peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan kerja berakibat kepadatan.
·         Mereka kelompok para penganggur di desa.

BAB III
KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adapt atau norma tertentu.

Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian dikota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.

Selasa, 17 November 2015

REMAJA DAN PEMUDA DALAM PERMASALAHAN GENERASI NASIONAL

A.    Pengertian Remaja, Pemuda, Dan Sosialisasi        
Remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai 20 tahun. Apabila mereka bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar ditingkat SLTP, SLTA, dan tahun-tahun awal memasuki perguruan tinggi. Sedangkan pemuda adalah mereka yang berumur 10-35 tahun atau lebih, dengan catatan mereka, yang lebih dari umur 35 tahun secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan. Adapun makna sosialisasi adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang dalam menghayati (mendarah dagingkan) norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga menjadi bagian dari kelompoknya.
Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang harus melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus. Pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus fungsinya, karena pemuda akan menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia. Oleh karena itu, berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus digarap, dalam arti, di kembangkan dan di bina sehingga sesuai dengan asas, arah, dan tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, sebagaimana terkandung didalam Pembukaan Undana-Undang Dasar 1945 alinia IV.
 Proses sosialisasi biasanya disertai dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yakni mempelajari kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok, seperti mempelajari adat istiadat, bahasa, kesenian, kepercayaan, system, kemasyarakatan dan sebagainya. Proses sosialisasi dan enkulturasi ini dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tahapan-tahapan tertentu, yang semakin hari semakin meluas sifatnya, berawal dari keluarga, kemudian meluas ke teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan  seterusnya.

B.    Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
          Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1.      Landasan idiil                          : Pancasila
2.      Landasan konstitusional          : Undang-Undang Dasar 1945
3.      Landasan strategi                   : Garis-garis Besar Haluan Negara
4.      Landasan historis                    : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan proklamasi              
  kemerdekaan 17 Agustus 1945
5.      Landasan normatif                  : Etika, tata nilai, dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Motivasi asas pembinaan dan pembangunan generasi muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Atas dasar kenyataan ini, diperlukan penataan kehidupan pemuda sehingga mereka mampu memainkan peranan yang penting dalam masa depan sekalipun didasari bahwa masa depan tersebut tidak berdiri sendiri. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kehidupan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan kepekaan terhadap situasi-situasi ligkungan untuk merelevansikan partisipannya dalam setiap kegiatan bangsa dan Negara. Untuk itu, kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan factor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang.
Tanpa ikut serta generasi muda, tujuan pembangunan ini sulit tercapai. Hal ini bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi tanpa kegairahan dan kreativitas mereka, pembangunan jangka panjang dapat kehilangan keseimbangannya.
Apabila pemuda masa sekarang terpisah dari persoalan masyarakatnya, sulit terwujud pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
1.      Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
2.      Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yanh masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
C. Peran Pemuda Dalam Pergerakan Nasional 
            Kalau dilihat sejarah bangsa ini, tampak jelas batapa anak-anak muda acapkali mempunyai keberanian mencetuskan gagasan-gagasan baru dan orisinal yang bermanfaat bagi bangsanya. Kaum muda juga sering tampil ke depan, mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis dan militan.
            Angkatan 1908 lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat nasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928, sementara angkatan 1945 lebih berorientasi pada semangat dan api revolusi. Angkatan 1966 terlibat pada pergulatan politik menentang PKI, sedangkan angkatan 70-an lebih banyak terlibat tentang wacana keadilan ekonomi politik.
            Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan itu di bangun diatas idealisme dan komitmen sosial kaum muda. Peran kaum muda sebetulnya merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi.
            Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa dimasa berikutnya. Mahasiswa sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya, dan kebersiahannya dari noda orde masanya. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kemujudan masyarakat.
            Widodo Dwi Putro, peneliti LP3ES Jakarta, mengupas tentang nasionalisme.Ia mendefenisikan nasionalisme sebagai sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat yang nerujuk loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa dan negaranya.
Namun secara empiris, nasionalisme tidak sesederhana defenisi itu. Nasionalisme tidak seperti bangunan statis, tetapi selalu alektis dan interpretatif sebab nasionalisme bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan sebagai hasil peradaban manusia dalam menjawab tantangan hidupnya. Terbukti dalam sejarah Indonesia, kebangkitan arsa nasionalisme di daur ulang lagi oleh para mahasiswa dan pemuda karena mereka merasa ada yang menyimpang dari perjalanan nasionalisme bangsanya.

D. Masalah Dan Potensi Generasi Muda
1. Permasalahan generasi muda
            Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain sebagai berikut:
a.       Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.      Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.       Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d.      Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya), makin besar kemungkinan timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti menjadi sangat penting.
Pemuda atau genersai muda adalah konsep yang sering di artikan sebagai nili-nilai sebab bukanlah semata-mata istilah atau kurtural. Kita mengenal kata-kata seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”. Kalau ditinjau dari segi objektif, perumusan yang riil berdasarkan patokan yabg dapat di pergitungkan, seperti kesamaan umur, atau segi kependudukan, pembagian umur antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai pemuda, sedangakn dari segi sosiologis dan historis, di sini lebih menekankan kepada nilai subjektif, atas dasar tanggapan masyarakat dan kesamaan pengalaman historis.[2]
Perubahan sosial, memang di tandai oleh terjadinya kepentingan hubungan antar generasi yang dapat mengganggu system komunikasi yang efektif antar generasi. Perbedaan pengalaman historis yang pokok adalah penting. Dalam hal ini proses perubahan tersebut di tandai adanya konflik generasi. Generasi muda sedikit mempunyai rasa kepentingan terhadap struktur sosial lama, dan karena makin lebarnya system sosialisai yang berupa lembaga pendidikan atu sekolah. Dengan demikian, rasa kesesuaian dan kesamaan makin meluas. Kita tahu bahwa masalah generasi muda dan pemuda adalah universal. Artinya, intensitas yang berbeda-beda dapat terjadi di mana-mana dan pada setiap saat. Namun, berkembangnya teknologi akan meningkatkan proses. Dalam suasana seperti ini, kepentingan generasi makin menonjol sehingga terjadinya peralihan, terlalu cepat untuk dapat di kejar oleh kemampuan sosial.
Dalam hal mendewasakan mahasiswa, pemerintah telah merintis beberapa kegiatan yang memberikan kemungkinan bagi para mahasisa untuk mendewasakan diri dengan pendekatan inter disiplinerdan berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi bermanfaat bagi masyarakat. Di samping itu, banyak dijumpai kegiatan-kegiatan yang membentuk kepribadian dan keterampilan pemuda, seperti di pesantern-pesantren.

E. PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
            Masa depan suatu bangsa terletak ditangan pemuda atau generasi mudanya sebab merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh karena itu,generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
            Salah satu cara untuk memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan,baik formal maupun non formal,baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Meskipun kesempatan mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi belum memadai bila di banding jumlah pemuda atau penduduk Indonesia. Mereka yang berkesempatan mendapat penduduk di perguruan tinggi berkewajiban untuk menyumbang tenaganya kepada masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik. Mereka hendaknya mampu menemukan cara atau teknik baru bagi perubahan dan kemajuan masyarakat.
            Hal-hal yang menghambat kemajuan haruslah diganti dengan hal yang baru sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada. Mahasiswa juaga bertugas melancarkan pembangunan di segala bidang,baik fisik maupun nonfisik,seperti yang tertuang dalam GBHN.
            Disamping itu,mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehinggaperlu dipikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal yang baru ini tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat,bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu,mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan yang tinggi,hrndaknya dapat memilih mana-mana yang dapat diubah dan yang tak perlu diubah. Di samping iu ,perlu dipikirkan keikut sertaan masyarakat dalam pembaruan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
a.      Pemuda dan Perkembangan Pendidikan
Di Indonesia, kehidupan kaum muda cukup beragam. Hampir di seluruh bidang
pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi, di bidang pekerjaan mulai dikantor, pabrik, sawah dan sebagainya, bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka dalam mempersiapkan diri menjadi generasi pembangunan  yang lebih baik. Dengan demikian lenyaplah anggapan sebagian masyarakat terhadap anggapan kaum muda yang negatif.
            Pada umumnya masalah sosial di Negara kita berhubungan dengan mobilitas geografis dari penduduk (urbanisasi);  perubahan mata pencaharian ;perubahan tingkah lainnya sehubungan dengan proses perkotaan. Urbanisasi disini berarti luas, dianggap ia sebagai suatu fenomena dalam modernisasi sebab urbanisasi merupakan salah satu perkembangan masyrakat.
            Salah satu usahadalam membina generasi muda termasuk mahasiswa, dalam kegiatan pendidikan dimasyarakat ialah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi,yaitu melalui KKN (kuliah kerja nyata) di desa-desa. Pembangunan gagasan ini terus menerus di tingkatkan sesuai dengan anjuran mantan presiden Soeharto (1972), yakni setiap lulusan perguruan tinggi memerlukan pengalaman dalam memecahkan persoalan pembangunan di pedesaan dan membantu masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidupnya.
            Akibat –akibat sosial dalam usaha pembangunan desa yang terjadi segi negatif dari akibat sosial tersebut,dan ini karena adanya mahasiswa disana dapat diperkecil . masalah didesa,belum disadari masyarakat desa, tetapi dapat dikenali oleh mahasiswa. Dalam perencanaan desa, mahasiswa dapat member sumbang dan saran kepada kepala desa,dalam pembangunan daerah. Mahasiswa berkesmpatan menambah dan memperluas pendidikan informal di desa.

b.      Pengalaman Pribadi Membentuk Mental
Sebagai gejala yang universal, masa muda di bedakan atas gejala biologis dengan keanekaragaman sruktur yang menjerumus gejala kultur, yang menjadikan perbedaan dari segi kehidupan diatas dan proses hubungan antar kelompok pemuda ialah umur yang memegang peranan penting. Setiap perkembangan umur, maka manusia selalu memperoleh berbagai kemampuan dan pengalaman, baik biologis maupun intelektual. Di samping itu,perbedaan tugas dan peran didalam masyarakat di tentukan pula oleh umur.
             Seperti kita ketahui ,mulai dari anak- anak sampai menjadi orang tua,dan mulai dari di didik sampay pendidik, yang berjalan secara wajar,  dan ini tak dapat di hindari didalam masyarakat, umur merupakan dasar untuk menentukan corak atau hubungan sosial budaya , artinya hubungan antar generasi,kegiatan sosial dan sebagainya.
            Yang di maksud generasi di sini ialah dapat di tinjau dari segi biologis – kultur dan sosial. Atas dasar inilah,disusun suatu konsep tentang makna generasi, seperti orang-orang sebaya dengan pengalaman pada waktu yang sama,akan menciptakan arah hidup yang sejenis.
            Manusia tidak selamanya akan hidup terus sehingga perlu adanya.Peralihan dan pergantian tugas dan tanggung jawab. Makin maju suatu masyarakat,makin lancar proses penggantian tersebut (generasi muda dengan lapisan diatasnya). Dengan demikian tidak memungkinkan timbulnya gaya khas pemuda. Kita tahu bahwa setiap kelompok pemuda memiliki gaya sendiri-sendiri. Dalam kondisi seperti ini, ahli generasi akan mengalami kesulitan. Kita lihat saja di Indonesia berbagai generasi timbul berdasarkan aspirasi sejarah,seperti ‘ genersi 28, genersi 45, genersi 66.dan sebagainya

c.Pengaruh Pemuda Sosial Ekonomi
Perubahan sosial akan dialami setiap masyarakat di mana saja,terutam pada masa pembangunan ini,seperti di Indonesia, yang merupakam dinamika perubahan sosial budaya pada masa pembangunan. Khususnya yang menyangkut pemuda, perubahan sosial adalah terjadi perubahan yang mencolok dalam susunan umur, yang akan mempengaruhi sikap dan sifatnya. Oleh karena itu , perlu adanya pemikiran untuk mengendalikan sifat dan sikap pemuda sehingga tidak menjerumus pada perbuatan tercela. Perlu dipikirkan adanya pendirian tempat latihan kerja (pendidikan nonformal) bagi anak muda yang tidak dapat meneruskan sekolah dan mereka diarahkan untuk berproduksi.
            Generasi muda,dengan sikap keprihatinannya dan gotong royang, mula-mula dapat di terima oleh semuanya,namun hal tersebut suatu saat akan mencapai batas optimum, yaitu pada saat generasi tua terbukti akan penyelewengaannya. Gaenerasi muda tidak perlu bersikap curiga dan melawan generasi tua sebab suatu saat tentu akan tiba giliran mereka untuk berperan .

d.Penyesuaian Diri dengan Lingkungan

Salah satu kelemahan ilmu sosial ialah mengenai keterbatasannya dalam menemukan pengertian yang umum yang berlaku dari suatu konsep. Makin mudah konsep di hinggapi nasional dan memperlambat keceptan lacu perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainny.
Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan genersi muda. Hal tersebut disebabkan rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang dikalangan masyarakat yang berpengahsilan rendah.
 Masih banyak perkawinan di bawah umur , terutama di kalangan masyarakat daerah perdesaan.
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
Meningkatkan kenakalan remaja termasuk penyalah gunaan narkotika dan belum adanya peraturan tentang perundangan yang menyangkut generasi muda.
            Dalam rangka memecahkan permasalahan genersi muda ersebut diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah, dan berncana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan genersi muda sebagai subjek pembangunan. Organissi-organissi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembanguna nasiona.
F. Potensi-potensi Genersi Muda Pemuda
            a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tantanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tantanan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealism dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b.      Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas,yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurngan yang ada atau pun mengemukakan gagasan yang baru.

c.       Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaruan termasuk pembangunan,mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu  diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pangetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.[3]
d.      Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e.      Sikap kemandirian dan disiplin murni
            Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka padat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki  tenggang rasa

f.        Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, garasi muda secara relative lebih terpelajar karna lebih terbukanya kesempatan belajar dari ganerasi pendahulunya.

g.      Keaneka ragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman dari masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.


KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial khususnya bagi para remaja dan pemuda yang berpikir di bekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendoronh kita untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan hal yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang di peroleh remaja dan pemuda mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam, masyarakat, dan budaya, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang di peroleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya para remaja dan pemuda, mereka mampu melakukan segala hal untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari sesuatu hal baik yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya yang keseluruhan itu membutuhkan mental yang kuat.